Jumat, 12 September 2008

Blood. At Any Cost ..

Blood. At Any Cost ..
Night…. From dusk ’til down….
I reach my pillow
And hide from the dark sky….

Selamat datang di bioskop gue.
Hidup ini adalah mimpi. Atau, mimpi ini adalah hidup. Dimensi manusia begitu bias sehingga kita amat bebas untuk berharap. Yang mana saja yang kamu sukai, percayalah itu sebagai hidupmu.
Itu yang pernah gue denger, sekaligus yang pernah gue pelajari langsung dalam hidup gue. Walau jujur aja, kalau gue pribadi, gue tidak akan bisa memilih yang mana yang sebaiknya menjadi hidup gue. Mimpi gue adalah masalalu gue, sebuah lorong becek penuh tangan tak terlihat yang menyiksa gue dan membiarkan gue berteriak dalam kegelapan. Sedang bumi yang gue injak adalah negeri kabut yang hujan sepanjang tahun. Yang langitnya tidak pernah berawan dan udaranya sanggu membunuh gue dalam kebekuan.
Keduanya sama-sama neraka. Keduanya sama-sama menginginkan gue mati. Dan yang terpenting, keduanya nyatanya harus gue alami setiap hari. Jadi, apakah alasan bagi gue untuk ngotot sok memilih? Tidak ada, jelas.
Lalu, apa yang harus gue lakukan? Tentu saja gue tidak usah melakukan apa-apa. Gue tinggal duduk di bioskop gue yang sunyi, kemudian menonton hidup gue sendiri. Tanpa harus ikut bermain didalamnya. Cukup memakan popcorn gue dan tertawadi semua adegan, baik adegan bahagia maupun sedih. Karena gue senang terlihat bahagia.
Hmmh, sudahlah. Bagaimana kalau mimpi malam ini kita lewatkan juga didalam bioskop? Pasti akan menyenangkan. Mari ikut gue.
Setelah mengambil karcis dari loket yang tidak ada pencaganya, kita langsung saja masuk ke ruang teater. Tidak usah pedulikan orang-orang; mereka tidak akan bisa melihat kita. Toh mereka juga menembus kita. Tidak ada yang sadar adanya kita disini. Bahkan, temen-temen gue itu. Tenang, mereka dengan rutin selalu gue bunuh diawal mimpi gue. Keberadaan mereka cuma akan membuat gue muntah ketika gue bangun nanti, jadi lebih baik gue tusuk aja mereka Satu-satu di awal tadi.
Ayo, silakan duduk. Sebentar lagi filmnya dimulai. Kalau ada adegan yang tidak kamu mengerti, gue akan menjelaskan. Nikmat saja.
….

(novel: dan hujan punt b'hentii)